TIGA SIKAP KITA TERHADAP DUNIA

OLEH : MOH. HELMAN SUEB
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى نَبِيِّنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَالَاهُ, وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
: يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوصِيْكُمْ بِنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Hadirin yang berbahagia !
Alhamdulillah, pada siang ini kita dapat berkumpul di majlis yang berbahagia ini, untuk mensyukuri nikmat Allah Subhaanahu wa Ta’ala telah memberikan anugrah yang begitu banyak tentu kita tidak akan mampu mengitung nikmat-nikmat itu. Sentuhan rahmat-Nya meliput segala sesuatu, begitulah Rahman-rahim-Nya dirasakan semua makhluk dan hamba-Nya. Oleh karena itu, patutlah kita.bersyukur dan meningkatkan ketakwaan kepada-Nya. Semoga shalawat dan salam tetap terlimpah kepada junjungan kita, idola kita, Nabi muhammad Shalallahu ‘Alayhi was Sallam, yang telah membimbing kita menuju jalan yang diridhoi-Nya.
Hadirin yang berbahagia !
Sesungguhnya kehidupan dunia ini adalah tempat menanam bekal untuk akhirat, sehingga apa yang dilakukan di dunia orientasinya pada akhirat, Hal ini bukan berarti kita tidak boleh menikmati apa-apa yang ada di dunia, Memang manusia dalam kehidupannya dihiasi beberapa macam yang merupakan naluri yang ada pada dirinya , sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa Ta;ala QS, Ali Imron : 14 :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik(surga).”
Menurut Sayyid Quthb, dalam tafsir Fi Zhilalil Qur-an , ungkapan kalimat di atas tidak mempunyai konotasi menganggapnya kotor dan tidak disukai. Tetapi ia hanya semata-mata menunjukkan tabiat dan dorongan-dorongan yang menempatkannya pada yang tidak melampaui batas serta tidak mengalahkan apa yang lebih mulia dan lebih tinggi dalam kehidupan.
Bagi seorang muslim bukan berarti tidak boleh memiliki dan menikmati kehidupan di dunia ini , yang penting adalah jangan sampai kehidupan di dunia menjadikan kita lupa lepada-Nya. Oleh karena itulah, kita harus memiliki sikap yang benar dalam kehidupan dunia yang penuh tantangan dan godaan
Hadirin yang berbahagia !
Kita tidak ingin menjadi orang yang sombong apalagi angkuh, yang disebabkan memiliki harta yang berlebih. Sebab pada hakekatnya kelebihan yang menempel pada diri seseorang berasal dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Paling tidak ada tiga sikap positif menghadapi dunia yang sementara ini.
Pertama : Menggapai anugrah dengan cara Baik dan Halal. Manusia mempunyai naluri untuk memiliki harta benda emas , perak, kendaraan dan lain sebagainya, kesemuanya itu , hanyalah kesenangan yang dunia. Kita tetap boleh menggapainya asal dengan cara baik lagi halal, bukan menghalalkan segala cara, sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur-an Surat Al Baqarah : ayat 168
: يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
Bagi seorang muslim tidak berlaku ucapan yang mungkin sering kita dengar seperti, “Mencari yang haram saja sulit, apalagi yang halal’. Ayat di atas memperingatkan kepada kita , agar benar-benar mengutamakan halal dan baik dalam mencari makan atau anugrah Allah Subhaanahu wa Ta’ala, termasuk cara mencarinya . Jika kita tidak memperhatikan hal ini, maka inilah nantinya akan membawa diri mengikuti langkala-langkah syetan yang selalu membawa kesesatan. Menggapai hal-hal yang baik lagi halal adalah langkah positif yang sangat perlu kita miliki dalam mengarungi samodra kehidupan, dengan demikian tidak akan mengikuti selera dunia bila bertentangan dengan syariat Allah Subhaanahu wa Ta’ala’
Hadirin yang berbahagia
Sikap kita terhadap dunia yang kedua : Memanfaatkan Anugrah Allah Subhaanahu wa Ta’ala untuk kebaikan. Sebagai seorang muslim tentu akan berpegang teguh dengan apa yang telah disyariatkan-Nya, dan selalu mempertimbangkan setiap langkahnya dalam melakukan aktivitas dunia dengan ketentuan agama Islam. Allah Subhhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al Qoshshos : 77,
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
“ Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”
Intisari surat Al Qoshshos ayat 77 ini, kita berada dalam keseimbangan antara aktivitas dunia dan akhirat yang semuanyan kita lakukan hanya karena-Nya. Kita disadarkan agar terbiasa berbuat baik kepada sesama, karena Allah Subhaanahu wa Ta’ala telah berbuat baik kepada kita. Di samping itu kita tidak boleh membuat kerusakan atau kemaksiatan di dunia ini, karena Dia tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Betapa keindahan ajaran Islam yang mulia ini, selalu mengutamakan kebaikan dan kedamaian,
Hadirin yang berbahagia !
Sikap kita terhadap dunia yang ketiga adalah Mensyukuri kenikmatan dunia, dan tidak melupakan-Nya. Tidak sedikit manusia yang mengingkari nikmat yang telah diterima dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala, terutama mereka yang memusuhi para nabi dan rasul, Mereka mendustakan ayat-ayat Allah Subhaanahu wa Ta’ala, yang otomatis mereka sebagai pelopor orang yang kufur terhadap nikmat-nikmat Allah Subhaanahu wa Ta’ala, karena mereka memang telah melupakan nikmat-Nya. Bagi kita, sebagai muslim tentu sangat sadar bahwa segala sesuatu yang kita miliki , termasuk kelebihan, semata-mata anugrah–Nya, sehingga kita selalu bersyukur kepada-Nya .Allah Subhaanahu wa Ta’ala mengingatkan kita dalam firman-Nya surat Ibrahim ayat 7,
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“ Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.:”
Pada ayat ini sangat jelas sekali siapa yang bersyukur pasti Allah Subhaanahu wa Ta’ala akan menambah nikmat kepadanya, sedangkan siapa saja yang kufur akan mendapatkan siksa yang keras. Di samping itu, ayat ini memberikan gambaran kasih sayang Allah Subhaanahu wa Ta’ala kepada para hamba-Nya selalu berada dalam keadaan bersyukur kepada-Nya. Dengan kepatuhan dan penuh ketundukkan.
Hadirin yang berbahagia !
Kehidupan dunia adalah gelanggang tempat kita beramal sholeh, sifatnya sementara tidak kekal . Di dalam kita menggapai amal sholeh, banyaksekalai godaan-godaan dunia yang dapat menggalkan niatan baik yang telah kita canangkan dalam hati kita. Kita diingatkan bahwa kesenangan dunia ini dapat memerdayakan kita menuju jalan kesesatan. Karenanya kita harus dapat menyikapinya sebagaimana petunjuk Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Agar kita tidak terperdaya karena godaan-godaannya. Kehidupan dunia diibaratkan permainan dan senda gurau, yang semuanya akan membuat lelah bila kita mengejarnya. Oleh karena itulah, berjalan di atas petunjuk-Nya akan menyelamatkan diri kita dari tipu daya dunia dan godaannya.
بَارَكَ ا للهُ لِيْ وَلَكُمْ فيِ االْقُرْأَ نِ ا لْعَظِيْمِ وَنَفعَنِيْ وَ إِ يَّا كُمْ بمَِا فِيْهِ مِنْ ذِكْرِ ا لحَكِيْمِ إِ نَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ ا لْعَلِيْم
Khutbah Kedua :
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَٰبَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا ۜ
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْد
Hadirin yang berbahagia !
Memang perlu kita sadari , kehidupan dunia yang sementara ini, benar-benar banyak ujian yang harus kita hadapi, sebab hakekat kehidupan dunia ini hanya sementara dan tidak lama, termasuk kesenangannya, suatu saat akan kitatinggalkan juga. Maka bekal yang terbaik, jika kita selalu menyikapinya dengan benar serta selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Semoga apa yang kita lakukan mendapatkan ridho-Nya di dunia sampai akhirat, Marilah kita memohon kepada-Nya agar kita mampu menyikapi dunia dengan pertolongan-Nya.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، ٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا
إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .
Penulis adalah Pembina Pesantren Muhammadiyah Babat, dan Anggota Majlis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Babat.