TIGA PELAJARAN SURAT AL-KAHFI

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى نَبِيِّنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَالَاهُ, وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَٰبَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا ۜ

فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوصِيْكُمْ بِنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Hadirin yang berbahagia !

Alhamdulillah, pada siang ini kita dapat berkumpul di majlis yang berbahagia ini untuk memenuhi panggilan shalat Jum’at . Selanjutnya marilah kita memanjatkan rasa syukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala, yang telah memberikan nikmat-nikmat-Nya kepada kita serta meningkatkan ketaqwaan kita kepada-Nya Ingatlah kesyukuran itu pasti akan mendapatkan balasan dari-Nya pula. Semoga shalawat dan salam tetap terlimpah kepada junjungan kita, idola kita, Nabi muhammad Shalallahu ‘Alaihi wassallam, yang telah membimbing kita menuju jalan yang diridhoi-Nya.

Hadirin yang berbahagia !

Alhamdulillah Allah Subhaanahu wa Ta’ala yang telah menurunkan kitab atas Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wassallam, yang tiada bengkok atau menyimpang dari aturan-Nya. Inilah kitab untuk mempeteguh keyakiman kita agar tidak goyang, karena godaan dunia yang sangat menjanjikan.

Ada tiga pelajaran penting dari QS. Al Kahfi .

Pelajaran Pertama : Berakidah benar

قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا

“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (QS Al Kahfi : 110)

Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alayhi was Sallam, tidak mengetahui barang ghaib, jika ditanya tentang cerita Ashabul Kahfi atau Dzulqarnain, tidaklah tahu, karena beliau manusia biasa. Pengetahuan tentang kedua kisah tersebut semata-mata wahyu dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Dengan wahyu itu beliau menyampaikam bahwa yang patut disembah adalah Tuhan yang Esa, Tidak patut menyekutukan-Nya dengan yang lain.

Di samping itu, kita dilarang berbuat syirik, karena perbuatan itu dapat merusak amalan baik yang kita lakukan. Maka, meminta sesuatu dari selain Allah Subhaanahu wa Ta’ala, akan membuka pintu syirik, yang akan merusak ibadah kita. Mengapa di era digital seperti ini masih banyak klenik yang masuk jebakan syirik, karena kegelisahan kegundahan telah merasuk kedalam hati seseorang, yang telah menjauh dari petunjuk Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Adapun jalan menghindari hal tersebut dapat dilakukan dengan beramal sholeh, semata-mata untuk mencari ridho-Nya, dari sini kita tidak akan memiliki peluang umtuk terjerumus dalam kesyirikan,

Hadirin yang berbahagia !

Membanggakan diri karena memiliki kelebihan, harta, pangkat, kedudukan. Jabatam atau kelebihan yang lain , sangatlah dilarang, karena hakekat kelebihan itu dari Allah Subhaanahu wa ta’ala. Marilah kita renungkan sebentar saja. Jika kita memiliki banyak harta, tiba-tiba kita sakit, dan kita tidak dapat memanfaatkan lagi dengan harta yang kita miliki, apalagi kita sehat kita tidak mensyukuri nikmat-Nya, tentu penderitaan akan bertumpuk-tumpuk , karena kita tidak menyangka sama sekali akan datangnya sakit.

Pelajaran kedua , berpikir yang benar.

Di dalam QS Al Kahfi : 36, Allah Subhaanahu wa Ta;ala berfirman:

وَمَآ أَظُنُّ ٱلسَّاعَةَ قَآئِمَةً وَلَئِن رُّدِدتُّ إِلَىٰ رَبِّى لَأَجِدَنَّ خَيْرًا مِّنْهَا مُنقَلَبًا

“Dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku kembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun itu”.

Ayat ini memberikan pelajaran bahwa orang yang menyombongkan diri dengan kekayaan yang dimiliki, termasuk kebun-kebun yang menjadi kebanggaan, yang akibatnya tidak dapat menikmati hasil itu, akibat perbuatannya sendiri. Kiamatlah yang dia rasakan, persangkaan dan pemikiran yang sangat keliru, Oleh karena itu, sebagai orang Islam, kita harus berpikir yang benar dan positif, agar memiliki peluang untuk memiliki hati yang jernih serta berjalan di atas jalan yang benar

Hadirin yang berbahagia !

Sesungguhnya kehidupan dunia adalah kesenangan yang menipu, permainan dan tempat sendau gurau yang hanya akan melelahkan diri kita,serta persaingan banyaknya harta dan anak yang sangat dilarang agama. Oleh karena itu, jika kita tidak memanfaatkan kehidupan berdasarkan petunjuk-Nya, maka suatu kerugian besar akan menimpa kita,

ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَوْلَٰدِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ ٱلْكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمًا ۖ وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنٌ ۚ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”.

Oleh karena itu, ayat ini sangat jelas dan mengajak agar diri kita sadar, betapa kerugian yang akan kita rasakan , manakala kita salah dalam memeperlakukan kehidupan di dunia ini.

Pelajaran ketiga, memiliki pribadi yang baik, menabur amal sholeh di dalam kehidupan dunia yang sifatnya sementara, sebagaimana firman-Nya, : QS. Al Kahfi : 7

اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا
“ Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya.”

Ayat ini juga menjelaskan berbagai macam kenikmatan dan keindahan dunia tidak lain merupakan ujian bagi bagi kita semua, apakah kita menjadi hamba yang bersyukur ataukah hamba yang kufur, Hal ini pernah dijadikan muhasabah Sulaiman Alayhis Sallam untuk menasehati dirinya, aga dia tidak berbuat sombong dan tetap mensyukuri nikmat Allah Subhaanahu wa Ta’ala.

Hadirin yang berbahagia !

Akidah merupakan pondasi untuk berdirinya sesuatu, jika pondasi itu rapuh, tentu apa saja yang akan didirikan di atasnya akan mudah roboh.Pemuda Ashabul Kahfi, karena kokohnya akidah, mereka tidak ingin mengikuti raja yang lalim yang menyekutukan Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Berpikir yang benar merupakan kunci untuk mendapatkan kebenaran, sehingga apa yang dipikirkannya, apa yang akan disebarkan tentu sesuatu yang benar yang akan bermanfaat bagi diri dan orang lain. Kesadaran untuk selalu menabur kebaikan adalah pikiran yang cerdas, bukan bersaing tetapi berlomba dalam kebaikan , inilah yang diperintah Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Akidah kuat, berpikir yang benar, serta berlomba dalam kebaikan, akan membuat hidup kita bersemangat.

بَارَكَ ا للهُ لِيْ وَلَكُمْ فيِ االْقُرْأَ نِ ا لْعَظِيْمِ وَنَفعَنِيْ وَ إِ يَّا كُمْ بمَِا فِيْهِ مِنْ ذِكْرِ ا لحَكِيْمِ إِ نَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ ا لْعَلِيْم


Khutbah Kedua :

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَٰبَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا ۜ
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْد

Alhamdulillah,kita dapat mengambil pelajaran dari surat Al Kahfi, selain kita dapat membacanya ketika malam Jum’at. Di dalam surat ini, menanamkan akidah yang benar, benar-benar meng-Esakan Allah Subhaanahu wa Ta’ala, kitapun tidak akan membanggakan diri karena kelebihan yang kita miliki, tetapi kita berpikir yang benar, serta kita senantiasa, menabur kebaikan ;

Dengan demikian kita akan selalu meningkatkan keimanan kita, dan membangun kebersamaan sesama menuju ridha Allah Subhaanahu wa Ta’ala.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، ٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا
إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .

Penulis adalah Pembina Pesantren Muhammadiyah Babat dan Anggota Majlis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Babat.

Editor: Mohamad Su’ud

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *