TIGA ORANG YANG MAQBUL DO’ANYA

Oleh : MOH.HELMAN SUEB, M.A.
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوصِيْكُمْ بِنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Hadirin yang berbahagia !
Alhamdulillah kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menambah amal sholeh di bulan Ramadan yang penuh barokah, semoga kita dapat memanfaatkannya, sehingga mendapatkan kebaikannya.
Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan rasa syukur kita kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala yang telang telah memberikan berbagai macam nikmat tersebut. Semoga shalawat serta sallam tetap terlimpah pada Baginda rasulullah Shalallahu ‘ Alaihi was Sallam yang telah memberikan suri tauladan dan bimbingan melalui sabdanya, sehingga kita mantap melaksanakan ajaran Islam.
Hadirin yang berbahagia !
Berdo’a merupakan suatu keharusan bagi setiap muslim, sebab Dialah yang berkuasa mengabulkan setiap do’a serta tempat bergantungnya setiap makhluk.
Di dalam QS. Mukmin ayat 60, Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman :
وَ قَالَ رَبُّکُمُ ادۡعُوۡنِیۡۤ اَسۡتَجِبۡ لَکُمۡ اِنَّ الَّذِیۡنَ یَسۡتَکۡبِرُوۡنَ عَنۡ عِبَادَتِیۡ سَیَدۡخُلُوۡنَ جهنَّمَ دٰخِرِیۡنَ
“..Dan Tuhanmu berfirman,:“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan.“
Pada ayat di atas Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan pada hamba-Nya agar berdo’a kepada-Nya dan dijanjikan akan dikabulkan . Jika tidak berdo’a dikatakan orang yang sombong, karena enggan melaksanakan ibadah, serta akan dimasukkan ke dalam neraka Jahanam dalam keadaan hina-dina.
Pada ayat lain yakni dalam QS. Al Baqarah : 186, disebutkan syarat diterimanya berdo’a :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.“
Asbabun Nuzulnya : “Datang seorang lelaki kepada Rasulullah dan berkata: Wahai Rasulullah apakah Rabb kita dekat sehingga kita berbisik kepada-Nya atau Dia jauh sehingga kita menyeru-Nya. Nabi pun diam dan tak menjawab. Maka turunlah ayat (أجيب دعوة الداع).
Dan dalam hadist shahih Rasulullah bersabda: tidak ada seorang muslim pun berdo’a dengan do’a yang tidak terkandung didalamnya dosa atau pemutusan silaturrahim kecuali Allah Subhaanahu wa Ta’ala akan mengabulkannya dengan satu di antara tiga pilihan; memberikan apa yang ia pinta, menyimpan do’a itu untuk di akhirat, atau menolak kejelekan yang setara dengan nilai do’anya.
Hadirin yang dirahmati Allah Subhaanahu wa Ta;ala !
Adapun dikabulkan do:a sebagaimana tercantum dalam kandungan QS. Al Baqarah : 186, adalah melaksananakan perintah dan menjauhi larangan-Nya serta bermodal iman kepada-Nya. Oleh karena itu, memperbanyak ketaatan kepada-Nya akan memberikan peluang yang lebih besar dikabulkannya do’a.
Ada tiga orang yang do’anya mustajab sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alayhi was Sallam. diriwayatkan oleh HR. Tirmidzi
ثَلاَثَةٌ لاَتُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: اَلصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَاْلإمَامُ الْعَادِلُ وَالْمَظْلُوْمُ.
“Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak doanya mereka: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan donya orang yang dizalimi (HR. Tirmidzi).
Berdasarkan hadits di atas, ada tiga orang yang do’anya tidak ditola.
Pertama : orang yang berpuasa sampai sampai dia berbuka. Orang yang berpuasa , yang menahan lapar dan dahaga , sangat dihargai atau diperhatikan Allah Subhaanahu wa Ta’ala, Pahala orang yang berpuasa atas tanggungan-Nya, karena telah menahan hawa nafsu dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Bahkan sangat banyak sekali yang tidak boleh dilakukan, karena akan merusak pahala puasa. Sebagaimana sabda rasulullah Shalallahu ‘Alayhi was Sallam.: “ Siapa yang tidak meninggalkan kata-kata palsu dan pengamalannya , maka Allah Subhaanahu wa Ta’ala tidak memerlukan orang itu, untuk meninggalkan makanan dan minuman.
Hadirin yang berbahagia !
Kedua adalah Pemimpin yang adil. Pemimpin yang adil adalah pemimpin yang dapat melakukan sebagaimana yang yang diamanatkan kepadanya, jika tidak maka pemimpin itu disebut zalim. Dari Abdullah Ibnu Umar Ra. Dari Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alayhi wasSallam bersabda : ”Ingat tiap kalian adalah pemimpin, dan tiap-tiap kalian akan ditanyakan tentang yang dipimpinannya (Muttafaqun ‘Alayh).
Tentu yang dimaksud di sini adalah pemimpin yang memimpin rakyatnya.
Ketiga adalah Orang yang didzalimi. Orang yang diperlakukan tidak adil, sewenang-wenang, padahal tidak melakukan kesalahan, ini termasuk orang yang didzalimi. Orang yang seperti ini do’anya berpeluang dikabulkan Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Hal ini, dapat juga diambil pelajaran, bila kita memiliki kekuasaan, kekuatan jangan sampai memperlakukan orang lain dengan tidak adil, karena bertentangan dengan agama kita
Hadirin yang berbahagia !
Betapa pentingnya, kita berdo’a kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala , sebab hal itu merupakan ketaatan dan bentuk rasa ketergantungan kita kepada-Nya. Rasa ketergantungan ini, akan menjadikan diri kita hanya beribadah dan meemohon kepada-Nya dalam mengarungi samudra kehidupan yang penuh dengan tantangan dan permasalahan hidup.
Semoga kita yang hadir di majlis yang penuh barokah ini, juga keluarga kita, selalu mendapatkan petunjuk dan perlindungan dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala, sehingga kita terhindar memohon kepada selain-Nya.
بَارَكَ ا للهُ لِيْ وَلَكُمْ فيِ االْقُرْأَ نِ ا لْعَظِيْمِ وَنَفعَنِيْ وَ إِ يَّا كُمْ بمِا فِيْهِ مِنَ الْاَ يَاتِ و ذِكْر الحْكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِ نَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ ا لْعَلِيْمُ
Khutbah Kedua :
الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْد
Hadirin yang berbahagia !
Semoga kita termasuk hamba-hamba yang selalu meningat-Nya di mana saja kita dengan unsur pengabdian ketundukan hati, serta memperbanyak berdo’a , apalagi ada peluang yang tidak boleh disia-siakan , karena do’a oranyang berpuasa maqbul.
Marilah kita menundukkan kepala untuk memohon kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala , yang telah memberikan nikmat-nikmat-Nya, agar kita senantiasa mendapatkan petunjuk, perlindungan dan ampunan-Nya, di dalam mengarungi samodra kehidupan yang penuh tantangan dan ujian.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، ٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .
Penulis adalah Pembina Pesantren Muhammadiyah Babat dan Anggota Majlis Tabligh PCM Babat Lamongan
.