Kisah Kepala Sekolah Mewisuda 2 Murid

QOLBU.ID — Mewisuda belasan murid itu hal biasa, bagaimana kalau mewisuda hanya 2 murid? Kok bisa?
Kenyataannya demikan. Mau bagaimana lagi. Itulah fakta yang terjadi di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Mojorejo. Walau terletak di jantung kota kecamatan, bukan menjadi jaminan untuk menarik siswa baru.
Tahun ini hanya mampu meluluskan dua siswa. Pada waktu pendaftaran kelas satu sebenarnya ada 4 anak, namun belum sampai kenaikan kelas sudah mutasi keluar, pindah sekolah.
Menurut data yang dihimpun oleh QOLBU.ID, sejak berdiri pada 1 Agustus 1958, MIM Mojorejo tiap kelas selalu di bawah 15 anak.
Hari ini, Jum’at (24/6/2022) Muhanin, S.Pd.I, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Mojorejo didampingi semua guru madrasah melakukan prosesi wisuda yang penuh hikmah. Tampak para orang dan wali murid turut menyaksikan moment spesial ini. Dua anak yang diwisuda tersebut adalah Kamilia Farha Imani, yang biasa dipanggil Lia putra dari Sundoyo dan Nafsik Musayadah, biasa dipanggil Aya, putra dari Pones.
Kondisi demikian tetap memacu semangat Kepala Sekolah, Muhanin, S.Pd.I. yang sejak tahun 1987 mulai mengajar. “Walaupun murid kami terbatas namun tidak mengurangi dedikasi dan loyalitas para guru,”tegas pria asal desa Medalem Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan, ini.
Dalam sambutannya, Muhanin menyampaikan bahwa pendidikan di Muhammadiyah menyeimbangkan pendidikan agama dan umum. “Maka jangan ragu menyekolahkan di MIM Mojorejo,” tegasnya.
Menurut informasi yang disampaikan oleh Muhanin, bahwa Shodikin, yang sekarang menjadi ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan, pernah menjadi Kepala MIM Mojorejo pada tahun 1984-1987. Ali Shodiqin yang sekarang menjadi Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Modo periode 2015-2020 juga alumni MIM Mojorejo lulus tahun 1980 “Dan juga banyak alumni kami yang berprestasi, diantaranya hafidz dan hafidzoh, novelis dan tokoh,” tuturnya.
Melahirkan Alumni Hafidz-Hafidzoh dan Novelis
Menurut data yang diterima oleh redaksi Qolbu.Id, beberapa kader yang alumni MIM Mojorejo berhasil menghapal Al-Qur’an 30 juz, diantaranya Thoriq Hibatullah lulus tahun 2012, M. Relung Fazlur Rohman lulus tahun 2015, Zubair alias Kacung lulus tahun 2014, Siti Hajar Auliyah lulus tahun 2013 dan Jamilah lulus tahun 2016.
Begitu juga, MIM Mojorejo juga menelurkan alumni novelis. Relung Fajar Sukmawati, lulus tahun 2009, sekarang mengajar di MBS Mujahidin gunung Kidul Jogjakarta. Relung— begitu sapaan keseharian—- sudah menulis 6 buku, dua diantaranya novel berjudul Cinta untuk CintaMu dan Harapan Tak Seindah Jalan. “Dan masih banyak lagi alumni-alumni hebat yang lahir dari “rahim” MIM Mojorejo,” tutur Muhanin kepada redaksi Qolbu.Id.

Cerita Orangtua tentang Persahabatan Liya dan Aya
Nuryati, ibu dari Liya yang diwisuda mengatakan terharu dan bahagia anaknya bisa lulus, meskipun sekelas hanya dua orang. Nuryati mengkisahkan persahabatan anaknya dengan Aya, temannya. “Anak saya akan berpikir ulang dua kali jika tidak masuk sekolah. LIA pernah bilang , “Kasihan Aya sendirian nanti jika aku tidak masuk “. Kalau pulang juga begitu , Lia dengan setia menemani Aya sampai Aya di jemput orang tuanya. Begitu pula dengan Aya,” katanya haru.
Nuryati melanjutkan, “Mereka saling membantu dan saling mengasihi satu sama lain. Aya pernah menjemput Lia saat akan latihan Hizbul Wathan (HW). Mereka seperti saudara yang tidak bisa terpisah”.
“Terima kasih kepada bapak kepala madrasah dan semua dewan guru yang telah membimbing anak kami. Semoga Allah membalas kebaikan ini dengan pahala yang terbaik dunia dan akhirat,” pungkas Nuryati.

Pembelajaran di MIM Mojorejo
Titin Syamsiyah Rahayu, salah satu guru MIM yang sejak tahun 1985 mengabdi, menuturkan tentang pembelajaran di Madrasah. “Tiap hari sebelum masuk kelas, mereka harus membersihkan halaman sekolah dan kelas secara bersama sama. Setelah itu mereka akan melaksanakan sholat dhuha berjama’ah,” urai Titin, —sapaan sehari-hari.
Titin melanjutan, “Anak – anak juga dibiasakan sholat dhuhur berjamaah sebelum pulang. Ada juga kegiatan extrakurikuler seperti hafalan surat-surat pendek, latihan kepanduan HW, Tapak suci,” tandasnya.
Ternyata sekolah dengan penampilan sederhana, mampu menunjukkan prestasi gemilang. InsaAllah.
Penulis: Kang Ud
Editor: Siti Zulaikhah