Kapan Terakhir Merasakan Nafas?

Buih diseberang nampak, gajah di pelupuk mata tidak terlihat. Peribahasa yang sangat akrab bagi Anda dan saya.
Sungguh, saya sering tidak sadar, kalau setiap detik saya bernafas. Saya seringkali khilaf, ternyata saya butuh oksigen. Astaghfirullah. Ampuni aku ya Robbi.
Saya benar-benar merasakan betapa sangat bergantungnya kepada Sang Kholiq, apalagi disaat sesak nafas, saat di ruang hampa, saat terjebak dalam tebalnya asap. Cobalah tutup beberapa detik saja hidung kita, baru ingat kan kalau kita susah nafas? Astaghfirullah. Sungguh nistanya diriku.
Aneh memang, saya bernafas tapi lupa kepada pemberi napas. Ya Allah, ajarkan saya rasa syukur yang besar. Ya Robbi, ingatkan kami jika lupa.
Mulai sekarang saya belajar, belajar menyadari kalau sedang bernafas. Setiap hari, saya luangkan waktu beberapa menit, saya hirup oksigen sekuat-kuatnya lewat hidung, perut mengembung, dan saya keluarkan pelan-pelan melalui mulut, perut mengempis. Dalam proses inilah saya tersadar bahwa saya sedang bernafas. Kubisikkan dalam hatiku melalui suara lirih lisanku “istighfar dan beberapa Asmaul Husna“.
Nikmat sekali rasanya. Dada menjadi lapang. Alhamdulillah, Alhamdulillah.
Oleh: Muhammad Su’ud
masuk pak eko
masuk
masuk pak eko,kolo kolo q barang di gaekne berita
iya
siap.