Inilah Sejarah Muhammadiyah Modo

- Pra Muhammadiyah
Paham Muhammadiyah sudah mulai menyebar di beberapa titik di Kecamatan Modo, sejak 1930 yang bersumber dari Desa Jatipayak dan berkembang di Desa sekitarnya; Desa Kedungwaras, Desa Kedung Pengaron, Desa Sumberagung, Medalem, Jegreg, dan Mojorejo[1].
Pada tahun 1965, berdiri Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah, kemudian berubah menjadi SMP Muhammadiyah 10 Modo. Para guru didatangkan dari Yogyakarta ustadz Makhali, Ust. Masduki dari Kediri, Ust. Subhan dari Paciran. Dari Medalem-Modo: Ust. Safi’i, Ust. Jabir, Ust. Kusno.
Selain para nama-nama di atas yang berperan di Modo, ada para tokoh yang mengajar di sekitar Desa se-Kecamatan Modo, diantara ialah; Ust. Halimi dan Ust Ngadino di ranting Kedungwaras.
Untuk perluasan paham muhammadiyah maka pembelajaran PGA Muhammadiyah di Modo dialihkan ke Dusun Bolong Desa JatiPayak, namun hanya berjalan 2 tahun kemudian dialihkan pembelajarannya di Desa Medalem selama 2 tahun. setelah itu pindah lagi ke perguruan Muhammadiyah Modo.[2]
Tokoh-Tokoh Awal Pendiri
Tokoh pendirinya tersebar di beberapa Desa diantaranya Desa Jegreg (H.Ahmad, H.Sumber, H.Toyib dari Jogja), Desa Medalem (Kya Supaat, Sakun, Sutikno), Desa Sumberagung (H.Suparlan, Badrun, H. Pardi), Dusun Sumberwungu (Lasmo), Desa Jatipayak (H.Safuwan, Tasram, H. Sulkan), Desa Kedungwaras (Kyai Suratman, H.Nurhasim, H.M.Ilyas, H.Ramli), Desa Mojorejo (Abdul Kadir, Za’roni, Kyai Amin, H.Hambali dari Ponorogo, Maroedje, H. Ali Fikri, Imam Bisri, H.Kastoer, Senawi dari Laren), Desa Kedunglerep (Tamat Sardi).
Tokoh lain yang patut ditulis adalah dr. H. Sukari, asal Babat. Pada waktu dinas di Puskesmas Modo beliau ikut mendukung menggerakkan Muhammadiyah, lebih khusus lagi menjadi salah satu inisiator berdirinya Snakma Muhammadiyah Modo, sekarang bernama SMK Muhammadiyah 6 Modo. Drs. Muhammad Sukri juga ikut menggerakkan pendidikan di Modo. Tokoh pendidikan Soephono, B.Sc. menjadi Kepala SMK Muhammadiyah pertama, 1987.[3]
Tersebarnya Muhammadiyah di Kecamatan Modo tidak lepas dari peran dan kegigihan para tokoh-tokoh lokal, diantaranya Tamat Sardi asal Dusun Bajul desa kedunglerep, Hambali asal Modo, H. Sapuan dari Jatipayak, Masram asal Bolong Desa Jatipayak, Haji Sulkan Bolong Jatipayak, Abdul Kadir dan Akhmad (Amin) dari Modo.[4]
Selain tokoh-tokoh di tingkat Kecamatan, di Desa, yang akhirnya menjadi cikal bakal ranting, bermunculan para pembaharu. Kastawi dan Sujono merupakan tokoh penggerak di Ranting Jegreg, yang berpusat di Dusun Kampak. Di dusun Gowah desa Sidodowo ada tokoh bernama Bapak Sulaeman. Di dusun Kedung desa Kedungwaras, muncul tokoh yang sangat berpengaruh yaitu Bapak H.M. Ilyas.[5]
- Proses Pembentukan Cabang
Pada tahun 1965 atas inisiatif 7 orang tokoh sepakat membentuk Pimpinan Cabang Muhammadiyah Modo. Walaupun saat itu belum mendapatkan Surat pengesahan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan, namun aktifitas menggerakkan persyarikatan terus membara.
Sementara itu, geliat Muhammadiyah di Ranting semakin tidak terbendung. Terbukti ada lima ranting secara berturut-turut mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah, yaitu Mojorejo berdiri tahun 1958, Kedungwaras berdiri tahun 1959, Jegreg pada tahun 1959, Pulo dan Medalem. Berdirinya Madrasah tersebut atas inisiatif dari para tokoh lokal yang ada di desa.
- Periodesasi Cabang Muhammadiyah
Namun Secara resmi, menurut SK Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, PCM Modo berdiri 16 April 1990.[6]
Adapun tokoh-tokoh Muhammadiyah diera perintisan Cabang yaitu Tamat Sardi menjadi ketua PCM dengan anggota Hambali, H. Sapuan, Masram (Bolong), Haji Sulkan (Bolong), Kadir dan Amin. Mereka memimpin dan menggerakkan Muhammadiyah secara kultural karena belum ada SK dari Pimpinan di atasnya.
Di tahun 1960-an sampai 1980, kepemimpinan dilakukan secara kolektif hanya ada ketua, sekretaris dan bendahara. Belum ada bagian-bagian yang lengkap.[7]
Adapun susunan personalia Pimpinan Cabang Muhammadiyah setelah itu adalah sebagai berikut:
1) Periode 1960-1980: Kyai Sufaat (Medalem) H. Ahmad (Kampak, Jegreg), H. Thoyyib (Kampak, Jegreg), H. Sapuan (Jatipayak), H. Tamat Sardi (Kedunglerep), H. MS. Chambali (Mojorejo) [8]
2) Periode 1980-1985: Muhammad Sayyid Hambali (ketua). Anggota: H. Ali Fikri, Imam Bisri Chamid, H. Toyib, H. Atrup, Sutikno, Sulkan, H. Suminto, H. Kastoer, Sumarlan, Lasmo dan Suwigyo Ibrahim.
2) Periode 1985-1990: Muhammad Sayyid Hambali (ketua). Anggota: H. Ali Fikri, H. Suwignyo, H. Suwignyo Ibrahim, H. Ali Fikri, H.M. Kastoer, H. Atrup, H. Suminto, Lasmo dan Sapuan.
3) Periode 1990-1995. H. Ali Fikri (ketua). Anggota: H.M. Kastoer, Drs. Shodikin, Muhammad Sayyid Hambali, M. Rofiq, H. Suminto, Sutikno, H. Atrup dan Imam Bisri Chamid.
4) Periode 2000-2005. Drs. Shodikin (ketua). Anggota: Maroedji, B.A., Drs. Tasir, Muhanin, A.Ma., H. Hanafi, H. Kastoer, H. Wignyo Ibrahim
5) Periode 2005-2010. Drs. Shodikin (ketua). Anggota: Abdul Aziz, S.Ag., Muhanin, A.Ma., H. Hanafi, Mohamad Su’ud, Khoirumbi, S.Ag., Abdul Khamid, H. Kastoer dan Dalail Khoirot
6) Periode 2010-2015. H. Abdul Aziz, M.Ag. (ketua). Anggota: Drs. Ali Shodikin, Muhanin, S.Pd.I., Abdul Hamid, Mohamad Su’ud, S.Pd.I., Drs. Dasman, M.Pd., H. Suminto dan Madi siswoyo.
7) Periode 2015-2020. Drs. Ali Shodiqin (ketua). Muhanin, S.Pd.I., Tasir, M.Pd., Abdul Khamid, S.Pd., Dasman, M.Pd., Supoyo, S.Pd.I., Suyanto, S.E., S.P., Mohamad Su’ud, dan Drs. Nurhasyim.
- Perkembangan Ranting Muhammadiyah
PCM Modo memiliki 24 Ranting: Mojorejo Barat, Kedungwaras, Jegreg, Sumberagung, Medalem, Jatipayak, Sumberejo, Bolong, Sumberwungu, Trongglonggong, Mojorejo Timur, Mojorejo Utara, Medalem Timur, Kedunglerep, Sidolegi, Kedungrejo, Sidodowo, Pule, Yungyang, Lebak, Banjaringas, Sambangrejo, Sidomulyo, Pulorejo.
- Perkembangan Amal Usaha Muhammadiyah
- Pendidikan
TK ABA: 6 lembaga (Mojorejo, Medalem, Sumberagung, Kedungpengaron, Kedungwaras, Jegreg)
MIM Mojorejo berdiri 1 Agustus 1958
MIM Kedungwaras berdiri 14 Maret 1959
MIM Jegreg berdiri 5 Mei 1959
MIM Sumberagung berdiri 1959
MIM Medalem berdiri 1 Mei 1960
SDM Kedungpengaron: 1 Juli 2009
SMP Muhammadiyah 10 Modo berdiri 1 September 1979
SMK Muhammadiyah 6 Modo berdiri 13 Juli 1987
- Masjid dan Musholla
Mojorejo yang meliputi Barat, Timur dan Utara memiliki masjid (belum atas nama Muhammadiyah), 4 musholla (Al-Insyiroh, Roudhotul Jannah, Al-Abror dan As-Shobirin). Medalem Barat mengelola masjid Al-Ikhlas. Medalem Timur membina masjid At-Taqwa. Kedunglerep mengelola masjid Attaqwa. Sambangrejo mengelola masjid Latifah. Jegreg memiliki masjid At-Taqwa dan 3 musholla. Pulorejo mengelola masjid Al-Akbar. Pulo memiliki masjid Khoirul Huda dan 1 muhsolla. Trongglonggong memiliki masjid Al-Ikhlas dan 1 muhsolla. Sumberejo memiliki masjid At-Taqwa. Jatipayak memiliki masjid Darussalam. Bolong memiliki masjid Muawanah. Kedungwaras memiliki masjid Baiturrohman. Sumberwungu memiliki masjid Thoriqul Jannah. Lebak memiliki masjid Walidain. Sidodowo baru merintis musholla Baitul Atiq, dalam proses pembangunan. Pule mengelola 2 masjid yaitu Umair dan Al-Ikhlas. Yungyang memiliki masjid Jauharoh Ali. Sidolegi memiliki masjid At-Taqwa. Sidomulyo belum memiliki masjid. Kedungrejo belum memiliki Masjid dan Banjaringas memiliki masjid Samma Al khatiri.
- Taman Pendidikan Al-Qur’an
Ranting Mojorejo (Barat, Utara dan Timur) memiliki TPA Ulil Albab. Medalem Timur dan Barat memiliki TPA Al-Ikhlas. Ranting Jegreg, Pulorejo, Pulo, Trongglonggong, Sumberejo, Jatipayak, Bolong, Kedungwaras, Sumberwungu, Pule, Yungyang, Banjaringas dan Sidolegi masing-masing mengelola 1 TPA Muhammadiyah. Sedangkan ranting Sidomulyo, Kedunglerep, Sambangrejo, Lebak, Sidodowo dan Kedungrejo belum memiliki TPA Muhammadiyah.
- Madrasah Diniyah
Ada 5 Madrasah Diniyah (Mojorejo, Medalem, Jegreg, Sumberagung, Kedungwaras)
- Pondok Pesantren
Pondok pesantren pembangunan muhammadiyah di Modo diresmikan oleh KH.AR. Fachruddin tahun 1988. Bermula dari pondok bambu, karena bangunannya terbuat dari bambu. Pengasuh pertama kali Bapak Kyai H. Chozin Djalik dari Lamongan. Namun hanya berlangsung selama 2 tahun. Setelah itu mengalami kefakuman panjang. Santri pondok hanya berasal dari siswa SMK yang rumahnya jauh.
Secara berurutan, berikut pengasuh Pondok dari masa ke masa:
- 1988-1990: KH. Chozin Djalik
- 1990 – awal 2000: aktifitas ponpes vakum
- 2000-2010: Khoirul Muslimin, S.Pd. (mudir) dan Ustadz Kholiq Imron
- 2007-2013: Ustadz Kholiq Imron (mudir)
- 2013-2021: Ustadz Mohamad Su’ud (mudir), Ghoffar Shiddik Cahyono, ustadz Abdullah, ustadz Asyhari, ustadz Ilham dan ustadzah Hanizah Nur Octavia
- 2021-sekarang: Ustadz Abdullah, S.Pd.I. (mudir), Ustadz Ghoffar Shiddik Cahyono
- Kesehatan
Klinik Pratama Muhammadiyah Modo
[1] Wawancara dengan Bapak Khoirumbi, S.Ag. 16 Juli 2022
[2]Wawancara dengan Bapak H. Kastoer, 23 Agustus 2021
[3] Wawancara H. Shodikin, 7 Juli 2022
[4]Wawancara dengan Bapak H. Kastoer, 23 Agustus 2021
[5]WawancaraBapakSuyanto, 21 Juli 2021
[6]Arsip PDM Lamongan. Mas Novi, eksekutif.
[7] Wawancara H. Shodikin, 7 Juli 2022
[8] Wawancara H. Shodikin, 7 Juli 2022