EMPAT CARA MENYIKAPI KESALAHAN


OLEH: MOH. HELMAN SUEB

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى نَبِيِّنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَالَاهُ, وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
انَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللّٰهِ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السُّوْۤءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوْبُوْنَ مِنْ قَرِيْبٍ فَاُولٰۤىِٕكَ يَتُوْبُ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًاۜ

فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوصِيْكُمْ بِنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Hadirin yang berbahagia !

Alhamdulillah, pada siang ini kita dapat berkumpul di majlis yang berbahagia ini untuk memenuhi panggilan shalat Jum’at . Selanjutnya marilah kita memanjatkan rasa syukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala, yang telah memberikan nikmat-nikmat-Nya kepada kita serta meningkatkan ketaqwaan kita kepada-Nya Ingatlah kesyukuran itu pasti akan mendapatkan balasan dari-Nya pula. Semoga shalawat dan salam tetap terlimpah kepada junjungan kita, idola kita, Nabi muhammad Shalallahu ‘Alayhi was Sallam, yang telah membimbing kita menuju jalan yang diridhoi-Nya.

Hadirin yang berbahagia !


Manusia tidak terlepas dari salah dan lupa, sehingga karenanya terkadang kita mengucapkan atau bertindak yang bertentangan dengan ajaran agama islam. Bagaimana sikap kita ?

Pertama, Mengakui kesalahan dan tidak merasa suci.

Sebagaimana firman Allah dalam surat An Nisa’ : 17


انَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللّٰهِ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السُّوْۤءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوْبُوْنَ مِنْ قَرِيْبٍ فَاُولٰۤىِٕكَ يَتُوْبُ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا
“Sesungguhnya bertobat kepada Allah itu hanya (pantas) bagi mereka yang melakukan kejahatan karena tidak mengerti, kemudian segera bertobat. Tobat mereka itulah yang diterima Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.”

Mujahid mengatakan dan lain-lainnya mengatakan setiap orang yang berbuat durhaka karena tersalah atau sengaja, dinyatakan jahil hingga menghentikan perbuatan dosanya. Maka, sungguh mengakui akan membuat pikiran lebih tenang dibandingkan jika memiliki kesalahan, kemudian berpenampilan sebagai orang yang tak pernah salah. Perilaku seperti ini dapat dikatakan sebagai pembohongan. Mengakui kesalahan dan menata diri sendiri lebih baik, disamping itu akan membenahi diri untuk yang lebih baik

Hadirin yang berbahagia !

Kesalahan dan kekhilafan yang kita lakukan, harus kita benai, agar pikiran dan hati dalam beberapa hal lebih baik dan tenang. Oleh karena itu, segera bertaubat akan memperkecil kesalahan. Tidak mudah seseorang melakukan taubat, kecuali orang-orang yang sadar akan dirinya.

Kedua : Segera bertaubat dan meminta maaf kepada orang lain

Bertaubat adalah sesuatu penyesalan seseorang pada dosa yang telah dilakukan dan berniat untuk tidak mengulangi lagi.

Sebagaimana terdapat dalam firmanya QS. An-Nisa; 110


وَمَنْ يَّعْمَلْ سُوْۤءًا اَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهٗ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللّٰهَ يَجِدِ اللّٰهَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

“Dan barangsiapa berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan kepada Allah, niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun dan penyayang”

Orang yang bertaubat memiliki peluang untuk bersenang-senang untuk ibarat menikmati dagangan hasil dari kerjanya dan kesadaran diri untuk menyesali perbuatan yang melanggar batas

Hadirin yang berbahagia

Bila kita salah, itu yang menanggung kita sendiri bukan orang yang lain, maka jika kita menyalahkan orang lain, berarti kita sama mendzalimi diri sendiri

Ketiga : Tidak Menyalahkan orang lain,

sebagaimana firman Allah dalm surat An Nisa; 112 :

وَمَنْ يَّكْسِبْ خَطِيْۤـَٔةً اَوْ اِثْمًا ثُمَّ يَرْمِ بِهٖ بَرِيْۤـًٔا فَقَدِ احْتَمَلَ بُهْتَانًا وَّاِثْمًا مُّبِيْنًا

“Dan barangsiapa berbuat kesalahan atau dosa, kemudian dia tuduhkan kepada orang yang tidak bersalah, maka sungguh, dia telah memikul suatu kebohongan dan dosa yang nyata“

Biasanya orang yang berbuat salah, dan tidak mengakui kesalahannya, apalagi sampai menyalahkan orang lain. Jika tidak mau bertaubat maka mereka maka dia termasuk orang yang dzalim.

Hadirin yang berbahagia !

Dalam urusan kehidupan bermasyarakat, maupun individu, kita memiliki kewajiban untuk berdakwah untuk masyarakat sekitar, dan bila terjadi kesalahan saling memaafkan. Kita tidak diperkenankan membela kesalahan orang lain.

Keempat, Tidak membela kesalahan orang lain .

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Maidah 2 :


وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.”


Tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa sangat dianjurkan, sebaliknya tolong-menolong permusuhan dan dosa sangat dilarang. Orang Islam yang memusuhi Islam dan membela yang salah sangat bertentangan dengan ajaran Islam, dan pelakunya jelas telah tergoda dengan gemerlapanya dunia dan hawa nafsu.

Hadirin yang berbahagia !
Manusia tempat salah dan lupa, maka agama Islam memberikan bimbingan, agar mereka selalu mengingat apa yang diajarkan Islam, sebab jika ingat kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala, maka akan terjauh dari penyimpangan dalam beragama, dan gemar menabur kebaikan.


Kesadaran untuk selalu menabur kebaikan adalah pikiran yang cerdas, bukan bersaing tetapi berlomba dalam kebaikan , inilah yang diperintah Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Akidah kuat, berpikir yang benar, serta berlomba dalam kebaikan, akan membuat hidup kita bersemangat.


بَارَكَ ا للهُ لِيْ وَلَكُمْ فيِ االْقُرْأَ نِ ا لْعَظِيْمِ وَنَفعَنِيْ وَ إِ يَّا كُمْ بمَِا فِيْهِ مِنْ ذِكْرِ ا لحَكِيْمِ إِ نَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ ا لْعَلِيْم

Khutbah Kedua

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَٰبَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا ۜ
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْد

Hadirin yang berbahagia !


Kesalahan , memang tidak boleh berlabuh dalam diri kita dalam tempo yang lama, sebab kesalahan yang terlalu banyak akan membuat hati sakit. Maka dianjurkan kita untuk bertaubat agar hati ini sehat, dan jika hati kita sehat, maka berpikir bertindak dan berkata akan terasa nikmat.


Untuk itu, marilah kita memanjatkan do’a agar apa yang kita lakukan mendapat bimbingan serta petunjuk dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala.


إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، ٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا
إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .

Penulis adalah Pembina Pesantren Muhammadiyah Babat dan Anggota Majlis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Babat.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *