Bila Hati Sedang Lupa

Kita membutuhkan kritik agar diri tidak selalu “merasa” benar. Kadang kita perlu seorang pembenci, agar kita memahami makna kedamaian. Bila kita pernah “jatuh” karena memperjuangkan “idealisme”, maka pahami itu sebagai bekal perjalanan.
Bila kita sedang lupa, carilah teman yang tak segan mengingatkan. Teman yang baik, bukan mengiyakan apa yang kita katakan. Bila kita kadang lupa, jangan mendekat di medan yang membawa bencana. Jangan bermain-main di tempat yang kita tak kuasa menghalaunya. Narasi yang berbusa-busa, kadang bertolak dengan isi jiwa. Kekuatan fisik belum tentu sebanding dengan kokohnya jiwa.
Siapakah yang bisa menjaga hati kita agar tetap sehat? Dialah Sang Pemilik jiwa kita, Allah Azza wajalla.
Jangan lupa membaca doa penjagaan hati.
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
“Allahumma mushorrifal quluub shorrif quluubanaa ‘ala tho’atik” [Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu!]
Ditulis oleh KangUd